Halaman

Minggu, 02 Desember 2012

Timnas Garuda terkapar di AFF 2012




Sedih, kecewa, geram.. greget... wahh campur aduk deh!!! Maklum, Akang teh kan maniak bola sekaligus menjabat sebagai suporter fanatik Merah Putih (ciee....)

Gimana ga sedih? Sekian belas tahun puasa gelar, sampai sekarang masih belum buka puasa juga..... 2 tahun lalu, Tim Garuda hampir juara, tapi sayangnya harus takluk di tangan musuh bebuyutan Malaysia. Kali ini lebih buruk lagi, tim kita gagal lolos dari fase group karena ditekuk lawan yang sama, Malaysia!

2 tahun penantian buyar sudah. Memang, penampilan Timnas kurang greget dibanding 2 tahun lalu. Tapi kali ini, Akang tidak menyalahkan pemainnya atau pelatihnya karena sudah jelas tahun ini beberapa penghuni Timnas bukanlah pemain2 terbaik yang dimiliki Indonesia (maaf, bukan merendahkan). Jadi manakala bertanding lawan timnas sekaliber Malaysia, terlihat kurang sepadan. Namun tetap salut dengan semangat mereka yang mau tampil habis-habisan.

Yang jelas Akang salahkan adalah masih ricuhnya managemen sepakbola Indonesia. Masih berlanjutnya perang saudara  PSSI dan KPSI adalah sudah jelas menjadi biang kerok terpuruknya Indonesia. Bayangkan, cuma karena ulah segelintir orang, Negara sebesar Indonesia, dicabik2 lawan.Memilukan dan memalukan.

Akibat masih ricuhnya kepengurusan sepakbola di Indonesia, pemain2 berkualitas yang ada di LSI menolak main di Timnas, alasannya karena takut dibatalkan kontraknya dan tidak digaji. Dari sekian banyak pemain, hanya Bambang Pamungkas yang berani tampil demi Timnas tanpa menghiraukan ancaman dari klub maupun pengurus KPSI. Sisanya, ya mogok krn takut tidak bisa makan.

Dari segi profesionalitas, dapat dipahami ketakutan itu. Tapi secara Nasionalitas, sikap pemain2 yang menolak tampil di Timnas dengan alasan apapun (kecuali alasan cedera / sakit) adalah suatu bentuk pengkhianatan terhadap bangsa. Maka,  kalau Akang jadi presiden RI, maka terhadap pemain manapun yang menolak membela Indonesia dan siapapun yang menghalangi pemain membela Timnas, terlepas siapa yang salah dan apa pengurusan PSSI sekarang, Akang mah akan perintahkan "CABUT KTP   & KEWARGANEGARAANNYA DAN USIR MEREKA DARI INDONESIA!"  Karena mereka TIDAK LAYAK ada di negeri ini, silahkan cari negara lain!

Wah ekstrem sekali ya? Memang! Tapi coba pikir, mereka bergaji ratusan/puluhan juta per tahun, hidup aman & enak di Indonesia, menikmati semua fasilitas yang diberikan negara, diakui sebagai WNI, diberikan hak2nya, tapi manakala negara membutuhkan, mereka mangkir, padahal  kalau negara menggunakan jasa mereka TIDAK GRATIS! Negara menggaji puluhan juta!

Saudara Akang bertanya: "Sesuai aturan FIFA, negara dilarang ikut campur dalam kepengurusan sepakbola di suatu negara?"

Akang jawab: Lha ikut campur itu dalam kepengurusan sepakbola memang bukah hak pemerintah, tapi perkara kewarganegaraan jelas tidak ada yang berhak selain pemerintah?

Lihatlah Bambang Pamungkas, dia itu tidak hanya pemain yg jago bikin goal, tp dia jg smart! Kalau merasa jadi pemain bagus, buat apa risau dikeluarkan oleh klub? Dilepas oleh 1 klub, klub yang lain ngantri buat dapatin jasanya.

Saudara Akang bertanya lagi : "kalau pemain tidak ikut aturan klub, maka akan dianggap membatalkan kontrak jadi kena denda dan dituntut pengadilan".

Akang jawab: "silahkan klub menuntut, dan bagi klub yang menuntut, tidak akan diberikan ijin pertandingan SELAMANYA!! Biar mereka tidak bisa main, dan BANGKRUT dengan sendirinya, karena yang berhak mengeluarkan ijin adalah pemerintah. Mmgnya kalau mereka tdk dapat ijin main di Indonesia, mereka  bisa main di negera lain?"

So, intinya adalah, demi negara, semua pihak harus mengesampingkan egonya sendiri. Sayang sekali Pak SBY tidak bisa bertindak tegas, sehingga akhirnya kehormatan kita sebagai negara besar di ASEAN, bisa dicabik2 oleh Malaysia bahkan hanya ditahan imbang negara sekecil Laos.

Piala AFF akan digelar di 2014, mudah2an di kala itu, sudah terbentuk Timnas impian. Kalau PSSI & KPSI masih ricuh, mudah2an Presiden kita nanti cukup tegas dan mampu mengusir pengkhianat2 sepakbola Indonesia... semoga

Jumat, 07 Januari 2011

Sariawan oh sariawan apa obatnya

Sering mengalami sariawan? Lha kok sama dengan saya? Ya, sariawan itu membuat hidup sangat tidak nyaman (memangnya penyakit apa yg bikin kita tetap nyaman Kang? hehehe). Sariawan juga bikin dongkol, karena walau makanan yang tersedia enak2, tapi kalau lagi sariawan agak sulit untuk menikmatinya.

Yah... bagaimana lagi, namanya penyakit kan tetap harus kita terima sebagai cobaan, teguran, atau hukuman dari Allah SWT.

Oke deh, singkat cerita, Akang mau bagi2 pengalaman aja. Mungkin selama ini obat sariawan paling populer adalah Albotyl, maklum karena iklannya sering nongkrong di TV. Sebagai orang yang sering menderita sariawan, saya memang termasuk orang yang "terpaksa" bersahabat dekat dengan produk yang satu ini.

Albotyl memang langsung membuat kita yang tadinya sulit makan, menjadi langsung bisa makan karena bagian luka seperti langsung "dihanguskan". Tapi yang bikin tidak nyaman dari Albotyl adalah rasa sakit yang luar biasa, kalau kata orang sunda begitu diteteskan "ngajeletot!" alias seperti langsung menggigit bagian luka. Tidak jarang membuat kita berlinang air mata saking sakitnya, persis spt ibu2 nonton sinetron cengeng (maaf lho ibu2, tdk bermaksd menyinggung, hehehe).

Karena alasan itu, saya kemudian tanya2 ke dokter, lalu dapat rekomendasi satu obat yg kali ini bukan cair, melainkan berbentuk salep, namanya Kenalog.  Ya, menggunakan salep ini tidak perlu meneteskan air mata, cara penggunaannya lebih mudah dari obat cair seperti Albotyl. Memang, efeknya tidak instan seperti kalau pake Albotyl, sehabis pake obat, luka sariawan masih menyebabkan tidak nyaman menyantap makanan. Dengan kata lain, proses penyembuhan tidak bisa instan. Setelah diolesi Kenalog, lapisan luka seperti membentuk kulit baru, yang akhirnya akan terkelupas. Rasa sakit berkurang.

Entah karena keseringan atau bosen kena sariawan, akhirnya saya merasakan khasiat Kenalog jg kurang mempan, khususnya untuk luka di dinding pipi bagian dalam (bukan bibir). Akhirnya cari lagi obat yg lain, dan temen saya yang kerja di apotek bilang coba pake Bufacomb. awalnya saya ragu karena harganya murah, cuma belasan ribu rupiah. Dalam pikiran saya, apa bisa lebih ampuh dari Albotyl dan Kenalog yang harganya di atas Rp 50 ribu?

Tapi, bukannya ngiklan ya, pake Bufacomb rasanya lebih cocok, terutama untuk luka yang sudah lebar.  Seperti halnya Kenalog, Bufacomb berbentuk salep, dan efeknya juga tidak langsung seperti kalau pake Albotyl. Dengan begitu, menurut saya:
1. Kalau lukanya sangat kecil (masih berbentuk titik) gunakan Albotyl
2. Kalau lukanya sedang, gunakan Kenalog
3. Kalau lukanya sudah cukup luas, gunakan Bufacomb

Efek obat ke tiap orang mungkin berbeda. Saran Akang sih, coba dulu satu-satu, mana yang paling cocok. Tentu ada baiknya juga berkonsultasi dengan dokter, krn sariawan tidak bisa dianggap enteng, beberapa kasus terjadi bahwa yang dikira sariawan itu ternyata kanker. Sumpah demi Allah Akang mah bukan dokter, jadi jangan percaya 100 persen, ini mah sekedar berbagi pengalaman aja. Supaya afdol mah, kunjungi dokter terdekat yang berkompeten. Sekian